Solusi Ampuh Mengatasi Sebuah Masalah


A. Solusi Ampuh Mengatasi Masalah


Entah kebetulan atau kehendak Allah, sebuah pernikahan mampu melahirkan iklim dan suasana baru yang mengubah nasib dan peruntungan dalam menjalani kehidupan. Sebagai sorang muslim saya percaya betul bahwa pernikahan membawa berkah jika:


1) berniat kuat untuk membangun sebuah rumah tangga yang harmonis, bahagia, dan permanen,


2) mengutamakan kesakralan pernikahan,


3) tidak menghamburkan uang untuk pesta pernikahan,


4) diselenggarakan selekasnya jika kedua pihak sudah siap secara fisik dan mental,


5) ingat bahwa bagi muslim adalah anjuran kuat untuk nikah sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW.


Pengalaman dan pengamatan pribadi saya menunjukkan bahwa sebuah pernikahan menjadi titik awal sekaligus titik balik untuk menuju bahtera kehidupan penuh berkah. Dalam artian bahwa segala kekurangan di masa sebelum nikah bisa jadi terpenuhi secara menakjubkan. Kadang misterius. Tidak masuk akal. Namun nyata.


Pada saat yang sama hadirnya keberkahan menggusur masalah-masalah rumit yang tiba-tiba selesai begitu saja seakan kelar tanpa upaya. Namun kejadian ini hanya bisa diyakini dan dibuktikan ketika mengalami sendiri dan atau mengamati pasangan suami-istri baru yang mampu memperbaiki kualitas kehidupan dalam tempo segera.

B. Mengubah Musibah Menjadi Berkah


Adalah lumrah jika ketakutan menghantui calon pengantin untuk segera mengikatkan diri. Biasanya merasa belum cukup untuk nafkah padahal takut tidak mampu hemat anggaran belanja. Biasanya takut pesta pernikahan tidak mengesankan para undangan, padahal yang penting adalah perjalanan bahtera rumah tangga ke depan. Biasanya dipersulit oleh tradisi ritual nikah yang memakan banyak biaya, padahal ritual inti nikah (ijab-kabul) sudahlah cukup. Biasanya  terdorong menampung kemauan pihak luar agar acara pernikahan dilengkapi dengan ini-itu sekomplit mungkin agar gengsi menanjak, padhal bisa jadi habis nikah terlilit hutang yang jadi bibit ketegangan.


Ketakutan-ketakutan yang melanda seperti di atas tanpa disadari telah mewujud jadi musibah pribadi-pribadi yang terlibat dalam persiapan pernikahan. Semakin lama menunda nikah semakin bergolak, sirna kepastian, berganti menjadi ketegangan antar calon mempelai dan antar calon besan.


Percaya atau tidak: untuk menghentikan semua itu solusinya sangat sederhana yaitu segera nikah. Bila perlu apa adanya, sesederhana mungkin. Percaya atau tidak: keajaiban mudah datang. Segalanya jadi mudah, rejeki mengalir deras dari segala arah. Masalah rumit terkikis dengan sendirinya.

C. Menghentikan Benih-Benih Masalah


Adalah benar bahwa tidak elok menikah hanya karena sudah cukup umur. Namun adalah benar juga jika asyik jadi bujangan "tau-tau" kebablasan termakan usia. Dan adalah benar juga belum komplit hidup ini tanpa pendamping suami/istri sebagai pasangan hidup yang berfungsi saling mengisi agar meraih kualitas kehidupan yang lebih produktif, lebih ceria, lebih bahagia, lebih mampu berbagi rasa dan berbagi tanggung jawab.


Percaya atau tidak: menunda-nunda nikah bisa jadi melahirkan program "swasembada masalah". Di mana bibit-bibit masalah tumbuh lalu mengepung dari segala arah. Yaitu ketika usia Anda dan kemampuan minimal Anda sudah cukup untuk menikah dengan si dia yang terkasih. Bibit-bibit masalah antara lain: dikejar usia, dipertanyakan komitmen cintanya, boros anggaran belanja, kurang percaya diri dalam pergaulan, dan khusus perempuan adalah kurang disegani oleh keluarga.


Sebagai lelaki, berusia 51 tahun dan pernah nikah dua kali, saya anjurkan agar semua pihak tidak mempersulit pasangan yang sudah siap nikah. Sudah saatnya kita kaji kembali rintangan birokratis, tradisi yang bertele-tele, dan budaya hura-hura resepsi pernikahan. Sebab sudah banyak contoh dalam hubungan biaya nikah dan jumlah undangan. Ratusan juta amblas , baru beberapa bulan mau cerai. Ribuan hadirin diundang, rumah tangga bubar jalan bulan depan. Semua orang menyambut baik pengantin baru, usai bulan madu lempar-lemparan sepatu.


EmoticonEmoticon